Extra Time – Disiplin ketat menjadi aturan yang tak bisa ditawar di skuad Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong.
Pelatih asal Korea Selatan itu mengungkapkan beberapa kebiasaan buruk dari para pemain Tim Garuda.
“Paling utama tidak boleh bohong dalam kondisi apa pun. Kalau ada kesalahan, akui. Jangan beralasan macam-macam,” ujar Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong juga mengungkapkan culture shock antara Korea Selatan dengan Indonesia. “Pertama, janji jam berapa, bertemunya jam berapa,” tutur Shin Tae-yong.
“Kebiasaan di Korea Selatan, misalnya jam 10 bertemu. Sepuluh menit kemudian sudah datang dan siap,” ucap nakhoda Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 tersebut.
Shin Tae-yong juga menerapkan penalti kepada para pemain Timnas Indonesia yang telat bergabung atau latihan. Namun, pria berusia 53 tahun itu tidak mengungkapkan bentuknya.
“Di Timnas Indonesia, ada kebijakan penalti. Jika ada yang telat, harus membayar penalti,” ungkap Shin Tae-yong.
Pada 2021, penyerang Timnas U-19, Saddam Gaffar, pernah menceritakan Shin Tae-yong memberlakukan denda Rp1 juta untuk pemain yang tidak tepat waktu mengikuti latihan.
“Telat sedikit saja, langsung kena denda berupa uang. Nominal dendanya berbeda-beda. Kalau telat latihan, denda Rp1 juta. Telat kegiatan lain, dendanya Rp300 ribu. Paling jelek bisa dipulangkan dari timnas U-19,” imbuh Saddam Gaffar.
Belum lama ini, Shin Tae-yong kesal dengan sejumlah pemain Timnas Indonesia yang telat bergabung dalam pemusatan latihan untuk melawan Timnas Brunei Darussalam dalam putaran pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
“Ada beberapa pemain yang terlambat datang ke TC. Padahal, TC mulai pukul 12.00 WIB. Saya tegaskan, janji itu sangat penting sama seperti nyawa,” kata Shin Tae-yong.