Musim Gugur Pemain Abroad Indonesia, Egy-Witan ”Menyerah” dan Putuskan Kembali ke Indonesia!

Source Google

Extra Time – Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman gugur dari persaingan sengit sepak bola Eropa, dua pemain itu memilih pulang ke Indonesia.

Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman resmi menjadi proyek percontohan gagal pemain Indonesia yang sempat berkarier di Eropa.

Bacaan Lainnya

Dua pemain timnas Indonesia itu mengawali karier sangat dini di Eropa, tetapi kemudian balik ke Indonesia saat belum mencapai usia emas.

Egy menerima pinangan klub promosi Dewa United, sedangkan Witan ditebus oleh klub kandidat juara Persija Jakarta.

Karier Egy seakan bakal melesat saat bergabung FK Senica, klub papan bawah Liga Slovakia, saat ia menjadi pemain utama selama satu musim penuh.

Sayangnya klub itu mengalami krisis finansial sehingga Egy harus mencari klub baru, dengan Zlate Moravce menjadi tujuan.

Pada musim inilah terlihat Egy tak bisa mempertahankan performanya di FK Senica, dan pelatih Zlate Moravce nyaris tak pernah memakainya.

Zlate Moravce memutus kontrak Egy enam bulan lebih cepat, dan sang mantan wonderkid berstatus pengangguran saat membela timnas Indonesia di Piala AFF 2022.

Barangkali karena tak lagi laku di bursa transfer Eropa, Egy memutuskan menerima tawaran dari Dewa United.

“Saya merasa senang karena semua keputusan itu setelah dibicarakan dengan keluarga dan agen,” tutur Egy dalam perkenalan resmi di Dewa United (30/1/2023).

“Mungkin pemain-pemain lain bisa melebihi saya, mereka bisa berjuang lagi di Eropa, mereka bisa sukses di Eropa,” tandasnya.

Kasus berbeda dialami Witan, di mana ia sejatinya masih dikontrak oleh AS Trencin dan rutin mendapat kesempatan di klub papan tengah Slovakia itu.

Persija Jakarta melihat kesempatan mendatangkan Witan, yang bermain abroad setelah hanya menjalani setengah musim di Liga 2 2019.

Pihak AS Trencin dengan senang hati menerima guyuran transfer dari Persija, dan Witan pun meninggalkan cita-citanya di Eropa untuk kembali ke Liga 1.

Bagaimanapun, Egy dan Witan tak bisa disalahkan atas pilihan karier mereka.

Adalah tugas PSSI untuk menciptakan pembinaan usia muda dengan kompetisi berjenjang, agar talenta berikutnya dapat bertahan lama di Eropa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *