Extra Time – Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno menegaskan tak setuju apabila laga Persija Jakarta vs Bandung digelar tanpa penonton.
Duel klasik antara Persija Jakarta vs Persib Bandung memang sangat dinantikan saat ini.
Apalagi kedua klub saat ini tengah bersaing menuju posisi puncak klasemen Liga 1 2022-2023 untuk meraih gelar juara musim ini.
Tentu saja, duel klasik ini dinantikan oleh semua pihak karena pertandingan Persija melawan Persib akan diprediksi seru.
Pertandingan Persija vs Persib ini diagendakan bakal berlangsung pada pekan ke-28 Liga 1 yang bergulir pada Sabtu (4/3/2023).
Untuk menghadapi laga ini Panpel Persija bahkan sudah mulai bergerak belakangan ini.
Dikabarkan Panpel Persija sudah mengajukan agar laga melawan Maung Bandung itu berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.
Ini merupakan pengajuan pertama Panpel Persija untuk bermain di luar markasnya.
Sebab selama Liga 1 musim ini Persija selalu menggelar laga di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat.
Namun, ini untuk pertama kalinya Persija mengajukan izin untuk bermain di SUGBK musim ini.
Tentu saja ini dilakukan karena keduanya memang memiliki rivalitas yang tinggi.
Dengan begitu, tentunya suporter yang ingin datang memberi dukungan langsung ke stadion pastinya lebih banyak.
Untuk itu, Panpel Persija mencoba menggelar pertandingan di SUGBK dengan harapan The Jakmania bisa datang dan memberi dukungan langsung ke Andritany Ardhiyasa dan kawan-kawan.
Ini memang menjadi harapan Diky Soemarno sebagai The Jakmania.
Namun, terkait perizinan The Jakmania bisa datang langsung ke stadion atau tidak nantinya belum ada keputusan pasti.
Tekait mendapatkan izin main di SUGBK saja hingga saat ini belum ada kepastian.
Apalagi terkait The Jakmania bisa datang ke stadion langsung memang belum ada informasi apapun hingga saat ini.
Akan tetapi, sebagai The Jakmania, Diky memang berharap suporter bisa datang langsung memberikan dukungan.
Menurutnya apabila ingin sepak bola Tanah Air bangkit tentu saja semua pihak harus bersatu untuk mewujudkan kompetisi yang normal.
Kompetisi normal yang dimaksud disini tententu saja tak lepas dari pertandingan yang bisa dihadiri penonton langsung di stadion.
“Berat ya karena ini masalah yang harus diselesaikan semua sama stakeholder,” ujar Diky Soemarno .
“Jadi sepak bola kita mencoba bangkit dari keterpurukan dan semua harus satu frekuensi membuat pertandingan berjalan baik yaitu normal,” ucapnya.
