Erick Thohir Bela Pemain Timnas Indonesia yang Kena Bully Usai Pilih Ikut Pendidikan Kepolisian!

Source Google

Extra Time – Erick Thohir, membela pemain Timnas Indonesia yang kena bully usai memilih ikut pendidikan kepolisian.

Erick Thohir menyebut keputusan mengikuti pendidikan kepolisian merupakan hak para pemain, terlebih mereka telah mengharumkan nama Indonesia dengan meraih medali emas sepakbola SEA Games 2023.

Bacaan Lainnya

Sekadar diketahui, ada sembilan pemain Timnas Indonesia (U-20 dan U-22) yang mengikuti pendidikan kepolisian.

Mereka ialah Muhammad Ferrari (Persija), Kakang Rudianto (Persib), Rabbani Tasnim Siddiq (RANS Nusantara FC), Daffa Fasya Sumawijaya (Borneo FC), Ginanjar Wahyu (Arema FC), Frenky Missa (Persikabo 1973), Ananda Raehan (PSM Makassar), Dimas Juliono Pamungkas (Bhayangkara FC) dan Muhammad Faiz Maulana (Bhayangkara FC).

Muhamad Ferarri dan kawan-kawan akan menjalani Pendidikan Kepolisian selama lima bulan ke depan.

Para pemain ini mengikuti pendidikan kepolisian setelah sebelumnya bertemu dengan presiden Jokowi di Istana Merdeka kelar membawa Timnas Indonesia U-22 juara sepakbola SEA Games 2023.

Saat itu, presiden menawarkan apa yang bisa diberikan negara selain bonus uang. Para pemain pun menjawab ada yang tertarik menjadi TNI, Polisi hingga Aparatur Sipil Negara (ASN).

Sayangnya, keputusan sembilan pemain itu untuk mengikuti Pendidikan Kepolisian mendapat respons negatif dari para pencinta sepakbola Tanah Air.

Mereka merundung para pemain karena khawatir keputusan itu menghambat perkembangan mereka untuk menjadi pesepakbola hebat.

Menanggapi perundungan itu, Erick Thohir pun memberikan pembelaan. Menurutnya, para pemain tersebut pantas untuk diberi kesempatan lebih dulu untuk menjalani Pendidikan Kepolisian.

“Kita punya media sosial dimanfaatkan sebagai check and balance, begitu juga dengan media. Media harus amanah dan memberikan solusi. Kembali, pemain-pemain ini ingin memiliki masa depan. Dengan pengorbanan mereka yang ingin membawa hal-hal yang positif kepada sepakbola Indonesia, kita harus memberi kesempatan,” kata Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta.

“Di Korea Selatan juga ada namanya wajib militer, tapi tentunya kebijakannya berbeda. Kita beri kesempatan dulu kepada mereka,” tambahnya.

Kemudian, Erick Thohir mengungkapkan bakal ada pembicaraan lebih lanjut dengan pihak kepolisian mengenai proses pendidikan para pemain tersebut.

Sebab, selama lima bulan ke depan tedapat pemusatan latihan untuk Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 serta Asian Games 2022 sehingga mereka terancam tak bisa mengikuti dua agenda tersebut.

“Kita beri kesempatan dulu, apakah nanti ada pembicaraan dengan kepolisian tanpa merusak sistemnya. Intinya tidak boleh ada pemain titipan termasuk untuk kepolisian,” jelas mantan presiden Inter Milan ini.

“Kita tidak mau kalau akhirnya merusak sistem di kepolisian. Tapi akan kita coba bisa gak ada dispensasi, tapi saya tidak bisa memutuskan. Kita akan carikan jalan,” tegas Erick Thohir.

Erick Thohir menegaskan keputusan para pemain untuk menjalani Pendidikan Kepolisian tak bisa diganggu gugat.

Pasalnya, mereka punya mimpi masing-masing di luar sepakbola yang ingin mereka wujudkan.

“Kembali ke pemain yang dipanggil, itu pilihan yahg harus didukung karena masing-masing punya kepentingan. Bukan pemain menolak main di timnas tapi mereka punya mimpi jadi polisi dan tentara, kita tidak bisa intervensi,” ujar Erick.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *