Darah Tinggi di Timnas Indonesia U-23 Jelang Piala AFF!

Source Google

Extra Time – Darah tinggi memang bukan virus, tetapi bisa memicu banyak penyakit. Begitulah situasi Timnas Indonesia U-23 menjelang Piala AFF U-23 2023.

Delapan hari menjelang Piala AFF U-23 2023 di Rayong, Thailand, Timnas Indonesia U-23 belum terbentuk. Kejuaraan ini akan berlangsung pada 17 hingga 26 Agustus.

Bacaan Lainnya

PSSI memang sempat merilis daftar nama pemain Garuda Muda pada Senin (7/8) siang, tetapi kemudian dihapus. Ada beberapa kesalahan fatal dalam unggahan PSSI itu.

Ada pemain yang salah tulis nama klubnya, kemudian Muhammad Taufany tetap dipanggil padahal disanksi AFC larangan bermain, kemudian memanggil pemain yang sedang pendidikan polisi.

Jika mengacu unggahan yang sudah dihapus tersebut, ada 26 nama yang dipanggil Shin Tae Yong ke Indonesia U-23. Darah beberapa pelatih klub Liga 1 niscaya mendidih.

Pasalnya 24 dari 26 pemain yang dipanggil Shin merupakan tulang punggung klub. Mereka bukan hanya sekadar pelengkap permainan tim, tetapi punya peran sangat penting.

Statistiknya, hingga Selasa (8/8), 13 dari 24 nama yang dipanggil Shin rutin tampil. Adapun 11 nama lainnya main antara dua hingga empat kali, dan hanya satu pemain yang belum main.

Ini sangat memberatkan beberapa klub yang banyak pemainnya dipanggil. Persija misalnya, sangat memberatkan jika Witan Sulaeman dan Rizky Ridho harus dilepas dari pekan ke-8 hingga ke-11.

Tarik-tarikan antara klub dan Timnas tentu tidak produktif jika sampai terjadi. Kisah persiapan Piala Dunia U-20 lalu, antara Shin dengan Persija dan Persib, tak perlu terulang.

Apalagi untuk Piala AFF U-23 2023 ini PSSI tak mematok target tinggi. PSSI menjadikan Piala AFF U-23 sebagai target antara, dengan lolos ke Piala Asia U-23 2024 sebagai sasaran.

Masalahnya, Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 hanya berselang sepekan setelah Piala AFF U-23 2023. Artinya kejuaraan level ASEAN ini cocok sebagai sarana pemanasan.

Panggilan membela Timnas Indonesia identik dengan nasionalisme yang sulit ditolak klub, tetapi tetap saja ada situasi yang bisa mengganggu stabilitas.

Stabilitas yang dimaksud adalah performa tim di Liga 1 2023/2024. Kehilangan pemain andalan, apalagi jika jumlahnya lumayan banyak, bisa menjadi pukulan telak bagi pelatih.

Masalahnya Indonesia masih butuh persiapan atau training camp (TC) menjelang kejuaraan. Nama baik bangsa selalu jadi alibi: jangan sampai Indonesia jadi bulan-bulanan lawan.

Sudah jadi rumus umum pula bahwa pencapaian target selalu diiringi pengorbanan besar. Kelolosan Indonesia ke Piala Asia 2023 misalnya dibarengi dengan persiapan matang dan panjang.

Bahkan sejarah emas SEA Games 2023 dimulai dengan waktu yang tidak terlalu singkat, meski tidak juga panjang. Tim asuhan Indra Sjafri itu bahkan dua kali menggelar uji coba internasional.

Jika PSSI memang ingin mencipta sejarah Indonesia lolos untuk pertama kalinya di Piala Asia U-23 2024, harus ada pengorbanan. Dalam hal ini klub diminta melepas pemainnya.

Persiapan Piala AFF boleh singkat, tetapi kejuaraan ini harus jadi sarana pematangan sebelum kualifikasi Piala Asia U-23 2024. PSSI kudu bisa meyakinkan klub melepas pemainnya.

Karenanya diplomasi PSSI, dalam hal ini Badan Tim Nasional (BTN) sangat krusial. BTN harus bisa membesarkan hati klub agar melepas pemainnya, meski itu pasti pahit rasanya.

Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 akan berlangsung pada 6-12 September di Solo. Indonesia tergabung di Grup K bersama Turkmenistan dan Taiwan. Agar lolos, Indonesia butuh persiapan.

Tak elok pula rasanya jika pemain yang dipanggil ke Piala AFF U-23 2023 dan Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 berbeda. Jika itu yang terjadi sama juga Shin harus memulai dari awal dua kali.

Jika PSSI ingin Indonesia lolos ke Piala Asia U-23 2024, pengorbanan bersama dilakukan.

PSSI harus berbaik hati mendekati dan klub berbesar hati agar tak menyebabkan darah tinggi yang bisa berdampak lebih serius di kemudian hari.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *